Thursday, October 4, 2007

James Joyce

April 26. Mother is putting my new secondhand clothes in order. She prays now, she says, that I may learn in my own life and away from home and friends what the heart is and what it feels. Amen. So be it. Welcome, O life, I go to encounter for the millionth time the reality of experience and to forge in the smithy of my soul the uncreated conscience of my race.

Quoted from "A Portrait of An Artist as A Young Man" by James Joyce

Wednesday, October 3, 2007

those eyes

I once saw those deep crystal eyes smiled so warm to me. The smile reminded me to always believe that there is a warm smile in every eyes I meet.

Thursday, September 13, 2007

Undangan

Aku tak tertarik apa mata pencarianmu
Aku ingin tahu apa yang kau dambakan, dan apakah kau berani mengimpikan bertemu dengan pujaan hatimu
Aku tak tertarik berapa usiamu
Aku ingin tahu apakah kau mau mengambil resiko terlihat bodoh demi cinta, demi cita-cita, demi petualangan hidup sepenuhnya.

Aku tak tertarik planet apa yang menempati bulanmu.
Aku ingin tahu apakah kau telah menyentuh pusat dukamu sendiri, jika kau telah dibukakan oleh pengkhianatan hidup atau telah menjadi layu dan tertutup karena takut disakiti lagi! Aku ingin tahu apakah kau bisa duduk bersama rasa sakit, sakitku atau sakitmu, tanpa mencoba menyembunyikannya, atau memudarkannya atau memperbaikinya. Aku ingin tahu apakah kau bisa berada bersama sukacita, sukaku atau sukamu;
jika kau bisa menari dengan alam liar dan membiarkan keriangan mengisimu hingga ujung jemari kaki dan tanganmu tanpa mengingatkan kita untuk berhati-hati, bersikap realistis, atau mengingat keterbatasan manusia.

Aku tak tertarik apa cerita yang kaukisahkan itu benar.
Aku ingin tahu apakah kau bisa mengecewakan orang lain agar jujur pada dirimu; jika kau dapat menanggung tuduhan pengkhianatan dan tidak mengkhianati jiwamu sendiri.
Aku ingin tahu apakah kau bisa setia dan karenanya dapat dipercaya. Aku ingin tahu apakah kau dapat melihat keindahan meskipun tidak setiap hari itu elok, dan jika kau dapat menyumberkan hidupmu dari kehadiran Tuhan.

Aku ingin tahu apakah kau bisa hidup dengan kegagalan, gagalmu dan gagalku, dan tetap berdiri pada sisi danau dan berteriak pada bulan keperakan, "Ya"!
Aku tak tertarik pada tempat tinggalmu atau seberapa banyak uang yang kaumiliki.
Aku ingin tahu apakah kau bisa bangkit setelah semalam berduka dan merana, lelah, babak belur, dan melakukan apa yang perlu dilakukan demi anak-anak.
Aku tidak tertarik siapa dirimu, atau bagaimana kau tiba di sini.
Aku ingin tahu apakah kau mau berdiri di tengah api bersamaku dan tidak mundur teratur.
Aku tidak tertarik di mana atau apa atau dengan siapa kau belajar.
Aku ingin tahu apa yang menjagamu dari dalam, saat segala hal berjatuhan.
Aku ingin tahu apakah kau bisa sendirian bersama dirimu; dan apakah kau benar-benar menyukai temanmu di saat-saat hampa.

Undangan, terilhami oleh Pemimpi Gunung Oriah
Tetua Kaum Amerika Asli, Mei 1994
(Dikutip dari Buku Spiritual Quotient Danah oleh Danah Zohar dan Ian Marshall)

Wednesday, August 8, 2007

Afternoon Revelation

Sore ini, sama seperti sore-sore sebelumnya. Menyenangkan. Menenangkan. Seperti biasa menggemakan sentimentalisme. Untuk seorang Homo Sentimentalis akut seperti saya terutama.

Sore, selalu menjadi waktu-waktu bercermin diri, mencuri nafas panjang di kesibukan hari. Mengagumi warna langit yang menggelap. Serabut rona matahari yang memerah. Melebur dalam keagungan langit yang luas. Mengalun dibawa kesejukan hembus angin.

Kelembutan selalu menyelinap. Kenangan menyeruak. Kejernihan mengkristal. Begitu ringan, begitu jelas, begitu menyatu.
Syukur pun dinyanyikan hati. Dari syukur menjadi harapan baru. Harapan dikukuhkan oleh gravitasi yang bernama semangat menjadi keyakinan. Keyakinan menyangga pandangan. Keyakinan menjadi ruh langkah. Karena langkah dan pandangan adalah satu.

Di sore yang seperti sore-sore sebelumnya. Saya terhenyak. Ah, betapa singkat dan juga panjang semua ini. Betapa indahnya, betapa agungnya perjalanan kesadaran ini. Betapa luas cinta dan kasih sayang Sang Maha dan Kehidupan.

Thursday, July 19, 2007

Bandung Revelation

Seminggu kemarin saya menghabiskan waktu kerja saya di kota tercinta Bandung.
Memang baru 7 bulan saja meninggalkan Bandung. Dan hanya di beberapa penghujung minggu dalam 7 bulan ini, dapat kembali dan menikmati semesta kota ini.

Beberapa hari lalu, saya mengalami pagi hari yang begitu "Bandung". Sungguh suatu hal yang tidak bisa diungkapkan dalam kata;) Menyatu dengan sejuk dan semesta pagi Bandung. Biru jernih di langit utara Bandung. Hembusan lembut angin pagi. Keluasan nuansa semesta pagi kampung halaman ciumbuleuit, yang ternyata saya rindukan:)

Bandung ah Bandung..

Wednesday, May 9, 2007

Keharuan dan Terima Kasih

Saya percaya bahwa kita di hari ini adalah kumpulan dari kepingan-kepingan kesadaran yang terbentuk di masa lalu kita.

Ada satu bentuk kesadaran yang bagi saya sedemikian dalam, intensif dan menggugah, bentuk emosi yang sedemikian kuat, bahkan terkuat dalam kesadaran saya, yaitu rasa haru. Dari semenjak kecil, saya selalu suka merasa begitu terharu, begitu intensif dan lebur dengan subyek penggugah emosi yang ada di hadapan saya. Keharuan selalu begitu jernih, hening, kosong dan menyatu.

Cahaya Mata yang dilagukan oleh Padi, membangkitkan keharuan yang manis di sore ini, membawa saya ke dalam kenangan-kenangan yang jauh, setiap warna hidup yang saya lewati bersama orang-orang yang sedemikian saya kasihi dan hormati. Momen-momen kecil, yang menjadi perayaan terbesar dalam hidup saya, seperti ketika menghirup udara pagi yang segar bersama teman-teman sepermainan, menatap, terpesona akan keindahan warna sore di setiap tempat yang saya kunjungi, alunan beningnya musik yang saya dengar, rangkaian narasi dan puisi yang mencerahkan, bimbingan dan kasih orang tua serta figur-figur guru lain dalam hidup saya, obrolan kecil kehidupan yang menginspirasi dengan kawan-kawan yang saya temui sepanjang jalan yang telah saya lalui...

Momen istimewa ini ingin saya dedikasikan kepada semua yang pernah hadir dan menyentuh kehidupan batin saya..

"Teduhkanlah hatiku, lelapkan jiwaku, duhai engkau cahaya mataku, yang menuntun jalanku, yang memandu hidupku, yang meredupkan letih benakku, tersenyumlah, bahagialah, sungguh engkau yang melumpuhkan hatiku, yang melipurkan rinduku, senyuman itu menyenangkan aku"

Untuk semua jiwa yang pernah sedemikian jernih saya temui, memberi makna, kasih dan kekuatan dalam kehidupan kecil saya, perayaan-perayaan terbesar dalam hidup saya..

Salam rindu, salam kasih, salam bahagia, salam semangat dan salam damai dari saya...

Untuk jiwa-jiwa yang jauh, semoga raga kita kelak berjumpa lagi, saat ini semua kenangan begitu lekat dalam benak saya, menemani saya, menguatkan saya untuk menapaki jalan menuju kedewasaan diri saya yang utuh..

Terima kasih yang tidak terhingga....
Atas ketulusan yang hadir..
Semoga kita tetap bersama-sama, saling menjernihkan nurani masing-masing..

Intan Savitri Wahyoe
*) terima kasih Padi atas puisi yang sedemikian jernih dan kuat..

Sunday, April 22, 2007

I do believe!

I do believe in words, in the truly power of human narration and story!

Saturday, April 21, 2007

Roro Mendut-Pronocitro

”Prono! Inti hati, Jatidiri. Citra! Kedalaman kalbu yang mewahyu. Pronocitro! Kau dicari yang mendut-mengambang. Agar yang serba tak tentu terjangkar oleh keteguhan Wahyu.”

”Agar tertuntun oleh arah, Agar bahagia oleh makna. Pronocitro, embanlah Mendut. Mendut, rangkullah Prana-mu, senyumkan Citramu! Dan tak akan ada sesuatu yang mengalahkan kalian.”

(dikutip dari novel sejarah "Roro Mendut" versi Y.B. Mangunwijaya)

The Song of My Existence

Gemilang langit sore nan luas mewartakan kebebasan dan juga harapan-harapan persaudaraan umat manusia.
Persaudaran dalam kemerdekaan. Kemerdekaan dalam persaudaraan.

Yang mengejewantah dalam batin yang selalu waspada akan makna.
Dalam batin yang halus dan welas-asih.
Mata batin yang terus-menerus menanyakan kehidupan dan kemanusiaan.
Agar maut dan kegelapan dapat teratasi.
Agar kesementaraan dapat memiliki makna.
Dan kefanaan dapat tertanggungkan dalam perjalanan di labirin misteri keberadaan ini.

Untuk menemukan jawaban? Jawaban hanya dicari oleh yang bertanya.
Apakah perlu ada jawaban untuk semua pertanyaan?
Dan apakah memang ada?
Apabila pertanyaan dan jawaban hanyalah hasrat.
Hasrat untuk mengatasi kesementaraan keberadaan yang melulu misteri ini.
Siapakah aku?
Siapakah kamu?
Siapakah dia?
Apakah ini?
Apakah itu?
Hasrat oh hasrat.
Kita hanya mengarungi lautan hasrat.
Lautan ekspresi tubuh, yang merupakan bagian reaktor kerja alam raya.
Menanti ilham, wahyu, prana, inti jati diri, untuk memberi nuansa ada.
Ada oh ada.

My bitter sweet symphony of existence.

14 September 2006
Inspired by my imaginary MUSE!